Rindu Pimpinan Yang Bijak
Rutinitas sering menuntut kita pada keadaan yang hampir sama setiap harinya. Kegiatan yang kita lakukan seakan-akan dirasakan hanya itu-itu saja. Bagaimana dengan yang namanya pekerjaan atau karier? Bekerja dengan setulus hati sebenarnya dimiliki setiap orang, bagaimanapun pembelajaran yang sudah dilakukan dan didapat pasti ingin diaplikasikan pada saat bekerja, rata-rata orang yang bekerja menginginkan fasilitas yang layak untuk diri pribadi dan gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Namun seringkali kita merasakan banyak sekali kekurangan di dalam pekerjaan kita yang menyebabkan permasalahan sepele bisa menjadi berat bahkan berakibat stres berkepanjangan. Dampak dari stres yang dialami adalah letih lesu, susah fokus, tidak mau berusaha memperbaiki kesalahan, mengeluh gampang marah dan emosi serta dampak negatif lainnya.
Sebenarnya yang kita butuhkan adalah sebuah "kenyamanan". Rasa nyaman dalam bekerja tentu membuat hati jadi tenang, memperlakukan pekerjaan lebih fokus dan disertai rasa senang. Banyak orang yang merasa ketika pertama kali memasuki dunia karier semua terasa asing, bingung, takut melangkah dan merasa berat untuk mengerjakan semua tugas yang diberikan. Belum lagi kita harus berhadapan dengan rekan-rekan yang belum kita kenal dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Yang menjadi tolok ukur kita mampu meyakinkan diri untuk bertahan atau tidak dalam suatu perusahaan atau instansi salah satunya adalah seorang pimpinan. Bagaimana sifat pimpinan Anda yang sekarang? Apakah memiliki jiwa yang tegas namun memberi solusi? Apakah sifatnya tenang namun hobi mengkritik? Atau memiliki sifat suka meremehkan dan menghina bawahan?
Di era sekarang ini memang banyak sekali pimpinan yang cerdas, memiliki pendidikan yang tinggi, namun sayangnya dia tidak bijak, kerap menyalahkan bawahan serta tidak pandai mengolah masalah dengan baik. Ada istilah mengatakan "pemimpin yang bijaksana sudah pasti cerdas, namun pemimpin yang cerdas belum tentu bijaksana". Saya rasa istilah itu sangat benar, pemimpin yang bijaksana mengetahui bagaimana cara untuk mencari penyelesaian masalah anak buahnya tanpa harus menyakiti hatinya. Maksud dari kalimat ini adalah setiap anak buah atau bawahan pasti memiliki permasalahan dengan kadar yang berbeda, ada yang sudah siap mencari solusi, ada yang belum bisa mengolah masalah, ada yang membutuhkan bantuan untuk penyelesaian. Seorang pimpinan memang tidak diharuskan ikut campur dalam setiap masalah pribadi bawahannya, namun paling tidak ada rasa empati untuk ikut merasakan yang dirasakan oleh anak buahnya. Pimpinan yang baik mampu mendorong anak buahnya untuk lebih bersemangat dalam bekerja, banyak belajar dan lebih baik dalam menjalankan pekerjaannya. (Sabeth)